Sabtu, 14 Januari 2017

CITIZEN JOURNALISME


Artikel Komunikasi dalam Kepemimpinan Basuki Tjahaja Purnama (Ahok)

Komunikasi dalam Kepemimpinan Basuki Tjahaja Purnama (Ahok)
Dalam komunikasi yang dijalankan oleh Ahok adalah komunikasi yang masih cenderung pada budayanya. Seperti ia terapkan selama ditempat asalnya. Ahok tidak disukai orang karena gaya komunikasi saat bertemu dengan masyarakat sering berbicara yang emosional, menggunakan kata-kata yang kasar, berkata seenaknya saja tanpa ada filter, dan tidak menempatkan diri pada situasi disekitarnya.
Terkadang berbicara yang emosional seperti ini banyak hal yang dapat dianalisa seperti perilakunya, sifatnya bahkan pola pikir. Perilaku yang ia tonjolkan akan berdampak pada suka atau tidak suka (like or dislike) orang terhadap dirinya. Tetapi ada juga orang yang seperti ini karena setiap orang memiliki kepribadian yang berbeda-beda.
Ahok sering menggunakan kata yang kasar ini disebabkan oleh kultur yang ia dapat seperti itu, akan tetapi apabila ia menjadi kepala pemerintah di Ibu Kota DKI Jakarta seharusnya ia menggunakan kata-kata yang santun karena tidak semua masyarakat di Jakarta sama kebudayaannya.
Komunikasi yang efektif adalah komunikasi yang menginginkan pemahaman yang sama, tidak ada gagal paham. Komunikasi yang seenaknya saja tanpa dipikir-pikir dahulu akan menyebabkan salah paham dan bisa-bisa masuk keranah hukum. Seperti saat ini terjadinya penistaan agama yang dilakukan oleh Ahok.

Komunikasi yang harus melihat disekitarnya merupakan komunikasi antarbudaya, karena komunikasi antarbudaya sangatlah efektif untuk dilakukan di suatu tempat yang berbeda latar belakang budayannya. Komunikasi antarbudaya sangat erat dengan budaya komunikator dan komunikannya.

Senin, 21 November 2016

Manfaat Media Sosial Pada Kehidupan Sehari-hari

Manfaat Media Sosial Pada Kehidupan Sehari-hari
Media sosial adalah saluran atau sarana pergaulan sosial secara online di dunia maya (internet). Media sosial saat ini sedang digemari banyak nitizen untuk mencari teman-teman lama, bahkan untuk mencari pundi-pundi rupiah. Tak kalah lagi media sosial bisa membuat petisi untuk memboikot segala sesuatu yang ada di dunia nyata (dalam kehidupan sehari-hari).
Media sosial pasti ada manfaatnya dalam kehidupan sehari-hari, antara lain:
  • ·         Media sosial sebagai mencari pundi-pundi rupiah (bisnis)

Dalam kehidupan penulis dalam mencari nafkah, sering sekali menggunakan media sosial untuk melakukan jual beli, dikarenakan media sosial sangatlah mudah ditemui di handphone/smartphone, dan banyak sekali para  konsumen tidak bisa keluar rumah karena keadaan yang tidak memungkinkan. Dengan adanya media sosial maka akan bertambah penghasilan yang didapat oleh para pembisnis.  
  • ·         Media sosial sebagai dunia mencari informasi.

Media sosial sangat bermanfaat, karena informasi yang belum ada di berita tetapi sudah bisa kita dapat dari berbagai nitezen, dengan memposting keadaan di bebrapa tempat yang kita lalui.
  • ·         Media sosial sebagai mencari teman lama.

Hal ini sering terjadi, karena banyak pengguna termasuk penulis ingin bernostalgia dengan teman-teman lama, ada rasa seperti yang jauh mendekat. Teman lama tidak tau kabarnya dan dengan hitungan menit kita akan tersambung dengan teman lama kita itu.
  • ·         Media sosial sebagai akses pendidikan


Bagaimana tidak dengan teknologi yang sangat canggih ini kita bisa megirim tugas melalui media sosial. Dengan mengirim hal tersebut kita dipermudah untuk mengirim tugas ke teman-teman. Tidak lagi menggunakan flashdisk.

Kualitas Hubungan


Konsep kualitas diterapkan pada semua hubungan dua-orang, tidak hanya pada hubungan yang akrab, tetapi juga berpengaruh pada hubungan yang kurang akrab.


Penyingkapan-Diri


Penyingkapan-diri adalah membeberkan informasi tentang diri sendiri. Penyingkapan diri merupakan suatu usaha untuk membiarkan keotentikan memasuki hubungan social kita, dan kini mengetahui bahwa hal ini berkaitan dengan kesehatan mental dan dengan pengembangan konsep-diri.


Sebagai contoh saya menayakan tempat penyewaan kios kepada pemiliknya, pada saat melakukan komunikasi si pemilik kios tersebut menayakan tentang apa yang nanti saya jualkan. Dari percakapan tersebut beliau membeberkan dirinya dan menyingkapkan dirinya, dari mana asalnya, anaknya berapa, pekerjaannya anaknya apa saja, aktifias sehari-harinya apa. Jadi secara langsung saya mengenal beliau, padahal saya tidak menayakan hal tersebut.


Keakraban


Kualitas hubungan dua-orang juga dapat diukur oleh derajat keakraban mereka. (McAdams, 1989). Harapan kita mengenai keakraban dalam suatu hubungan tertentu amat penting. Berdasarkan hasil penelitiannya, Gold mengambarkan lima jenis hubungan saudara kandung: akrab, cocok, setia, tidak peduli, dan bermusuhan. Dalam hubungan akrab, ada saling bergantungan emonsional yang kuat antara saudara-saudara kandung yang diekspresikan melalui saling mengasihi, melindungi, memperhatikan, memahami, berempati dan hubungan langgeng.


Sebagai contoh dalam hubungan berumah tangga, sangat akrabnya saya dengan sang istri, istri saya mengenal komunikasi non verbal dari saya, apabila istri saya mau membeli sesuatu yang saya anggap tidak diperlukan saya hanya memberikan sebuah kode, sehingga tidak boleh membelikan hal tersebut.


Afiliasi dan Komitmen


Variabel penting lainnya dalam hubungan kualitas hubungan adalah afiliasi dan komitmen. Afiliatior yang tinggi, mereka lebih suka bersama orang lain daripada sendirian, menikmati dan mencari kebersamaan. Kita menggambarkan orang-orang yang semacam ini sebagai bersahabat, suka berkumpul, dan umumnya peramah. Orang yang kurang afiliatif mungkin lebih suka menyendiri dan kurang berminat pada kebersamaan. Sedangkan mengenai komitmen, menurut temuannya, berkenaan dengan harapan akan berlanjutnya suatu hubungan yang sedang dijalani.


Sebagai contoh dari afiliasi adalah temen saya sering melakukan kumpul bersama pada komunitas motor CB biasa disebut dengan kopdar (kopi darat), dengan kehobian mereka dengan motor sehingga mereka membuat komunitas untuk kumpul bersama, pada dasarnya mereka senang dengan hal tersebut.
Contoh dari komitmen adalah penyatuan 2 insan dalam menjalin hubungan yang berlanjut kepada pelaminan.


Dominasi, Status dan Kekuasaan


1. Dominasi

Seperti keingian untuk berafiliasi, keinginan untuk mendominasi dapat di bayangkan seperti pada sebuah kontinum; ujung pertama adalah orang yang mengendalikan orang lain: ujung yang satu lagi adalah orang yang memiliki gaya berkomunikasi yang amat pengalah.


2. Status


Status posisi seseorang dalam kaitannya dengan seseorang atau orang lainnya, paling sedikit, berhubungan dengan masalah penentuan kontrol hubungan dua orang. Potter (1978).


3. Kekuasaan


Mengidentifikasikan seseorang dalam suatu diad sebagai orang yang lebih dominant tidak selalu menjelaskan siapa yang memegang dan menggunakan kekuasaan (Power). Kekuasaa dan dominasi, seperti kata Wilmot (1967), tidaklah sinonim:


“Salah satu kecendrungan yang amat menarik dalam kajian komunikasi adalah memperhatikan kekuasaan antarpesona dalam sudut relasional. Anda tidak memiliki kekuasaan—ini diberikan kepada anda oleh orang lain dan yang bertransaksi adalah anda”.





referensi https://nenggelisfransori.wordpress.com/page/17/

Jumat, 07 Oktober 2016

PENGERTIAN HUMAN RELATIONS MENURUT PARA AHLI

1. Menurut Effendy(1993) , human relation yaitu :

a. Dalam arti luas, human relation adalah komonikasi persuasive yang dilakukan oleh seseorang kepada orang lain secara tatap muka dlam segala situasi dan dalam semua bidang kehidupan sehingga menimbulkan kebahagian dan kepuasan hati kedua belah pihak.

b. Dalam arti sempit, human relation adalah komonikasi persuasive yang dilakukan oleh seseorang kepada orang lain dlam situasi kerja ( work siti\uation) dan dalam organisasi kekaryaan (work organization) dengan tujuan untuk menggugah kegairahan dan kegiatan bekerja dengan semangat bekerja sama yang produktif dengan perasaan bahagia dan puas hati.

SUMBER : Efendy, Uchjana. Drs. Prof. 1993 . Human Relations dan Public Relations. Bandung: CV. Mandar Maju.

2. Menurut Onong Uchajana Effendi Human Relation adalah hubungan manusiawi atau hubungan Insani’ Ciri hakiki human relation bukan “Human” dalam pengertian wujud manusia, melainkan dalam proses rokhaniah yang tertuju kepada kebahagiaan berdasarkan watak, sifat, perangai, kepribadian, sikap, tingkah laku dan lain-lain aspek kejiwaan yang terdapat dalam diri manusia.

SUMBER : Efendy, Uchjana. Drs. Prof. 1993 . Human Relations dan Public Relations. Bandung: CV. Mandar Maju.

3. Akan tetapi ada pula yang menerjemahkan Human Relations sebagai hubungan manusia, bukan hubungan manusiawi. Menurut Onong, hal tersebut tidak terlalu salah karena yang berhubungan satu sama lain adalah manusia. Ia menambahkan:
“Hanya saja (Human Relations) di sini sifat hubungan tidak seperti orang berkomunikasi biasa, bukan hanya merupakan penyampaian suatu pesan oleh seseorang kepada orang lain, tetapi hubungan antar orang-orang yang berkomunikasi itu mengandung unsur-unsur kejiwaan yang sangat mendalam.”

SUMBER :Effendi, Onong Uchana. 2000. Ilmu Teori & Filsafat Komunikasi, PT Citra Aditya
Bakti, Bandung
4. Menurut H. Boner Human Relation adalah hubungan antara dua atau lebih individu manusia dan perilaku indifidu yang satu mempengaruhi, Mengubah, dan memperbaiki perilaku individu lain atau sebaliknya.
SUMBER : http://www.lusa.web.id/hubungan-antar-manusia-human-relation/

5. Menurut Keith Davis “Human Relation at Work” adalah interaksi antara seseorang dengan orang lain dalam situasi kerja dan dalam organisasi kekaryaan. Ditinjau dari kepimpinannya, yang bertanggungj awab dalam suatu kelompok merupakan interaksi orang-orang menuju situasi kerja yang memotivasi untuk bekerjasama secara produktif, sehingga dicapai kepuasan ekonomi, psikologis dan sosial.

SUMBER : http://www.lusa.web.id/hubungan-antar-manusia-human-relation/

6. Menurut Stan Kossen mengartikan Human Relations sebagai telaah perilaku manusia dan antar hubungannya dalam organisasi dengan tujuan menggabungkan kebutuhan-kebutuhan dan sasaran-sasaran pribadi dengan kebutuhan-kebutuhan dan sasaran-saran organisasi secara menyeluruh.

SUMBER: Kossen, Stan. Aspek Manusiawi dalam Organisasi. Jakarta: Erlangga.

7. Cabot dan Kahl (1967): HAM adalah suatu sosiologi yang konkret karena meneliti situasi kehidupan, khususnya masalah interaksi dengan pengaruh dan psikologisnya. Jadi, interaksi mengakibatkan dan menghasilkan penyesuaian diri secara timbal balik yang mencakup kecakapan dalam penyesuaian dengan situasi baru.

SUMBER : http://www.lusa.web.id/hubungan-antar-manusia-human-relation/

Contohnya adalah ketika saya sedang mengajak istri saya untuk dinner di sebuah Cafe yang berada di seputaran Sungailiat, saya berbicara dengan nada yang agak merayu : "sayang, bebeb lagi ada uang lebih nih untuk makan-makan, yuk kita makan di Cafe, kan hari ini sayang sudah lelah membersihkan rumah". dengan cerianya ia menjawab "ayo" dengan wajah yang ceria. setelah itu ia langsung mengganti pakaiannya dan kami pun langsung pergi.

Nah contoh di atas merupakan human relations dimana komunikator menyampaikan pesan kepada komunikan dengan menimbulkan efek menggunakan kominkasi persuasif dan menjalin hubungan manusiawi.