Konsep kualitas diterapkan pada semua hubungan dua-orang, tidak hanya pada hubungan yang akrab, tetapi juga berpengaruh pada hubungan yang kurang akrab.
Penyingkapan-Diri
Penyingkapan-diri adalah membeberkan informasi tentang diri sendiri. Penyingkapan diri merupakan suatu usaha untuk membiarkan keotentikan memasuki hubungan social kita, dan kini mengetahui bahwa hal ini berkaitan dengan kesehatan mental dan dengan pengembangan konsep-diri.
Sebagai contoh saya menayakan tempat penyewaan kios kepada pemiliknya, pada saat melakukan komunikasi si pemilik kios tersebut menayakan tentang apa yang nanti saya jualkan. Dari percakapan tersebut beliau membeberkan dirinya dan menyingkapkan dirinya, dari mana asalnya, anaknya berapa, pekerjaannya anaknya apa saja, aktifias sehari-harinya apa. Jadi secara langsung saya mengenal beliau, padahal saya tidak menayakan hal tersebut.
Keakraban
Kualitas hubungan dua-orang juga dapat diukur oleh derajat keakraban mereka. (McAdams, 1989). Harapan kita mengenai keakraban dalam suatu hubungan tertentu amat penting. Berdasarkan hasil penelitiannya, Gold mengambarkan lima jenis hubungan saudara kandung: akrab, cocok, setia, tidak peduli, dan bermusuhan. Dalam hubungan akrab, ada saling bergantungan emonsional yang kuat antara saudara-saudara kandung yang diekspresikan melalui saling mengasihi, melindungi, memperhatikan, memahami, berempati dan hubungan langgeng.
Sebagai contoh dalam hubungan berumah tangga, sangat akrabnya saya dengan sang istri, istri saya mengenal komunikasi non verbal dari saya, apabila istri saya mau membeli sesuatu yang saya anggap tidak diperlukan saya hanya memberikan sebuah kode, sehingga tidak boleh membelikan hal tersebut.
Afiliasi dan Komitmen
Variabel penting lainnya dalam hubungan kualitas hubungan adalah afiliasi dan komitmen. Afiliatior yang tinggi, mereka lebih suka bersama orang lain daripada sendirian, menikmati dan mencari kebersamaan. Kita menggambarkan orang-orang yang semacam ini sebagai bersahabat, suka berkumpul, dan umumnya peramah. Orang yang kurang afiliatif mungkin lebih suka menyendiri dan kurang berminat pada kebersamaan. Sedangkan mengenai komitmen, menurut temuannya, berkenaan dengan harapan akan berlanjutnya suatu hubungan yang sedang dijalani.
Sebagai contoh dari afiliasi adalah temen saya sering melakukan kumpul bersama pada komunitas motor CB biasa disebut dengan kopdar (kopi darat), dengan kehobian mereka dengan motor sehingga mereka membuat komunitas untuk kumpul bersama, pada dasarnya mereka senang dengan hal tersebut.
Contoh dari komitmen adalah penyatuan 2 insan dalam menjalin hubungan yang berlanjut kepada pelaminan.
Dominasi, Status dan Kekuasaan1. Dominasi
Seperti keingian untuk berafiliasi, keinginan untuk mendominasi dapat di bayangkan seperti pada sebuah kontinum; ujung pertama adalah orang yang mengendalikan orang lain: ujung yang satu lagi adalah orang yang memiliki gaya berkomunikasi yang amat pengalah.
2. Status
Status posisi seseorang dalam kaitannya dengan seseorang atau orang lainnya, paling sedikit, berhubungan dengan masalah penentuan kontrol hubungan dua orang. Potter (1978).
3. Kekuasaan
Mengidentifikasikan seseorang dalam suatu diad sebagai orang yang lebih dominant tidak selalu menjelaskan siapa yang memegang dan menggunakan kekuasaan (Power). Kekuasaa dan dominasi, seperti kata Wilmot (1967), tidaklah sinonim:
“Salah satu kecendrungan yang amat menarik dalam kajian komunikasi adalah memperhatikan kekuasaan antarpesona dalam sudut relasional. Anda tidak memiliki kekuasaan—ini diberikan kepada anda oleh orang lain dan yang bertransaksi adalah anda”.
referensi https://nenggelisfransori.wordpress.com/page/17/